TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan impor beras diumumkan Badan Pangan Nasional usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Selasa, 6 Desember 2022. Opsi mpor sebanyak 200 ton diambil untuk memenuhi cadangan pangan Perum Bulog yang kian tiris.
Keputusan impor mengalami perjalanan panjang lantaran antar kementerian dan lembaga tak satu suara. Hingga kini, Kementerian Pertanian (Kementan) kukuh bahwa hasil produksi dalam negeri masih sangat mencukupi kebutuhan domestik. Menteri Pertanian bahkan sempat mengklaim neraca ketersediaan beras di dalam negeri masih surplus 10 juta ton.
"Kita punya stok dan neraca kita masih surplus 10 juta ton. Di mana persoalannya?" tuturnya saat ditemui Tempo di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Oktober lalu.
Baca: Persoalkan Data Beras Kementan, Buwas: Saya Cek di Lapangan Enggak Ada
Namun Perum Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan yang berfungsi sebagai stabilisator membantah pernyataan Kementan.
Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI pada Rabu, 23 November 2022 Kementan diberi waktu enam hari untuk membuktikan ketersediaan beras itu. Apabila terbukti beras dalam negeri mencukupi, pemerintah akan menyerap melalui Bulog untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 600 ribu ton.
Kemudian Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Batara Siagian akhirnya melayangkan surat resmi kepada Bulog yang berisi rincian lokasi penyerapan beras domestik. Surat tersebut telah ditembuskan kepada pimpinan dan anggota Komisi IV DPR RI dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi,” kata Batara di Jakarta, melalui keterangannya pada Rabu, 30 November 2022.
Dengan data yang dikirimkan Kementan, Batara berharap Bulog dapat segera menyerap beras di wilayah tersebut. Sehingga, pemerintah tidak perlu melakukan importasi beras. Dibandingkan produksi secara nasional, kata dia, sebenarnya kebutuhan gudang cadangan beras Bulog sangat kecil.
Karena itu, ia menilai tidak mungkin petani lokal di seluruh wilayah Indonesia tidak dapat memenuhinya. Ditambah pada Februari hingga Maret, akan terjadi panen raya sehingga stok di petani lokal akan melimpah.
Selanjutnya: Hasil Cek Dirut Bulog di Lapangan Mengecewakan